Rabu, 08 Agustus 2012

Temu Akbar Engineering BUMN Tahun 2012

akarta, 8/8 (ANTARA) - Dalam rangka mensinergikan kemampuan engineering BUMN untuk mendukung pertumbuhan industri nasional, serta sejalan dengan RPJMN Prioritas Nasional,khususnya pada RPJM 2 ( 2010 - 2014) " memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian",  Kementerian BUMN menyelenggarakan Temu Akbar Engineering BUMN Tahun 2012 di Kantor Pusat Pertamina pada 8 Agustus 2012. Acara yang dibuka langsung oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan ini juga mengundang perwakilan Kementerian Riset dan Teknologi RI, Dewan Riset Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Ikatan Auditor Teknologi Indonesia.

     Temu Akbar Engineering ini diisi dengan paparan para direksi BUMN yang memiliki kemampuan di bidang engineering. Dalam persiapan Temu Akbar BUMN tersebut, Sekretaris Kementerian Wahyu Hidayat dan Irnanda Laksanawan Staf Ahli Menteri Bidang SDM dan Teknologi menegaskan agar BUMN harus mampu menganalisa gap antara peluang bisnis dan kemampuan yang dimiliki perusahaan saat ini. Dengan demikian, BUMN dipacu untuk memunculkan ide-ide kreatifnya dengan memetakan sistem integrasi yang efisien antar BUMN dalam menyokong pemerintah di empat sektor utama yang memerlukan EPC ( Engineering,Procurement & Construction ) Nasional, yakni Natural Resources, Food Industry, Energy & Industrial Plant, serta Railway Transportation, Infrastructur& ICT. Dahlan sendiri sangat optimis, BUMN dapat menjadi sokoguruengineering industri apapun di negeri ini,sebagaimana tercantum dalam "Roadmap Transformasi BUMN Menuju Daya Saing Global" sehingga mewujudkan kemandirian bangsa.

     Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara yang kaya Sumber Daya Alam. Untuk itu, Kementerian BUMN menaruh perhatian besar pada sektor Natural Resources. Terkait itu, PT Antam Tbk dan PT Semen Gresik Tbk yang bergerak di sektor eksplorasi SDA, akan memaparkan kemampuan engineering-nya di bidang Smelter Feronickel dan Cement Plant.

     Sementara itu, sinergi yang baik antar BUMN di bidang Food & Health Industry akan mendukung ketahanan pangan dan kesehatan.Untuk itu, PTPN III, PTPN XI dan PTPN XII telah melakukan kerjasama dalam pembangunan industri gula terpadu di Jolondoro, Glenmore, Banyuwangi yang 66% komponennya berasal dari produk lokal. PTPN IV menunjukkan dukungannya di bidang oleokimia. Tidak ketinggalan, PT Syang Hyang Seri (PT SHS) pun telah melakukan pengembangan produk kedelai sistem bule (tumpang sari tanaman kedelai dengan tanaman tebu). Apabila realisasi sistem BULE mencapai 400.000 ha, maka impor kedelai nasional dapat turun dari 883.000 ton menjadi hanya 183.000 ton. Boma Bisma Indra juga turut mendukung program ketahanan pangan tersebut melalui produknya, seperti pabrik CPO dan gula.

     Guna mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan, BUMN Farmasi (dalam hal ini PT Indofarma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Biofarma) menjejakkan komitmennya pada kemandirian riset serta produksi obat dan vaksin. Ketiga BUMN tersebut menargetkan kemandirian ini akan mencakup dari penyediaan bahan baku produksi farmasi, hingga pengadaan dan perawatan mesin farmasi.

     Di sektor Energy & Industrial Plant, Pertamina dan PLN, serta PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Krakatau Engineering akan menyampaikan presentasi produk dan bisnis BUMN yang bergerak di sektor tersebut. Rekind sebagai anak perusahaan BUMN akan memaparkan kompetensinya di bidang pabrik amonium nitrat dan pembangkit listrik di Asia. Sementara Krakatau Engineering selama ini bergerak sebagai penyokong di bidang produk aplikasi baja. PT Pertamina, selain menitik beratkan pada infrastruktur domestik gas dan produksi solar modul, juga mulai melirik pengelolaan lahan hulu migas di Irak. Dalam program ini, PT Pertamina akan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa BUMN seperti  PT PLN, PT Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Hutama Karya.

     Sedangkan di sektor Railway TransportationInfrastructure & ICT,beberapa BUMN akan memaparkan kegiatan bisnis yang dilakukan dalam rangka mengatasi kemacetan ibukota. PT Adhi Karya Tbk dan PT INKA misalnya, bekerjasama melalui pembangunan Jakarta Link Transportation yang akan terintegrasi denganbusway, commuter line, dan MRT. Beberapa BUMN lainnya juga turut mendukung transportasi seperti PT Hutama Karya dengan pembangunan Urban Railway Transport, PT Pindad dengan mesin mobil listrik, PT PAL dengan rintisan kapal selam, serta PT Telkom Tbk melalui ICT-nya. Bahkan Direktur Utama PT Pindad, Adik Soedarsono meyakini, perusahaan BUMN tersebut nantinya akan mampu memproduksi 6.000-15.000 mesin mobil listrik yang akan menjadi kebanggaan nasional ini setiap tahunnya.

     Kegiatan temu akbar ini merupakan wujud nyata upaya Kementerian BUMN dalam mendorong BUMN untuk mengeksplorasi peluang-peluang usaha serta melakukan sinergi operasi antar BUMN sebagaimana yang termuat dalam Masterplan BUMN 2012-2014, khususnya di bidang teknologi. Untuk menciptakan kemandirian teknologi yang berdaya saing, diperlukan industri berbasis teknologi yang tinggi untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur sebagai kunci utama penerapan MP3EI di Indonesia.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Purwanto, Kepala Biro Umum dan Humas, Kementerian BUMN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar