Sabtu, 11 Agustus 2012

Mobil Listrik Lebih Ekonomis

TEMPO.COJakarta - Pangsa pasar otomotif di Indonesia semakin berkembang. Meskipun terjadi kenaikan harga BBM, aturan uang muka kredit kendaraan yang tinggi serta krisis ekonomi global, pangsa pasar otomotif Indonesia tidak menurun. 

Kenaikan angka jumlah penjualan semakin menanjak. Pada 2011,
jumlah penjualan mobil mencapai 894.164 unit, sedangkan pada 2012 sampai bulan Juni jumlah penjualan mobil telah mencapai 535.263 unit. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan sepanjang 2007 sebanyak 433.341 unit maupun tahun 2009 yang hanya 483.548 unit. Tahun 2008 angka penjualan 603.774. Pada tahun 2010 meningkat 764.710 unit. Pada 2009 penjualan menurun akibat adanya imbas krisis finansial global. 

Peningkatan angka penjualan mobil sejalan dengan bertambahnya jumlah kelas menengah Indonesia. Masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Tidak hanya sekedar mobil untuk mendukung mobilitas, tapi diperlukan juga kendaraan yang ramah lingkungan dan ekonomis. 

Pengembangan yang terus-menerus akan mobil listrik menjadi salah satu alternatif yang ditawarkan guna mematahkan pernyataan mobil konvensional jauh lebih murah dibanding mobil listrik. Riset yang dilakukan Union of Concerned Scientists di Amerika Serikat menyatakan bahwa pengemudi mobil listrik dengan jarak tempuh sekurangnya 17.600 kilometer per tahunnya mampu menghemat 750-1.200 US dolar per tahun. 

Di Indonesia, mobil listrik mengalami pengembangan. Persediaan bahan bakar yang semakin menipis dan mahalnya BBM menarik minat Dahlan Iskan untuk menjadikan mobil listrik sebagai mobil nasional. Mobil listrik diklaim sebagai hasil karya anak negeri yang bebas polusi dan hemat energi. Pengembangan mobil listrik sebagai mobil nasional ini dilakukan secara sinergi dari berbagai pihak, seperti Kemenristek (BPPT, LIPI), lembaga pendidikan (UI, ITB, UGM, ITS, UNS dan Politeknik Manufaktur Bandung), Kementerian BUMN (PT INKA, PT DI, PT PINDAD, serta Lembaga Elektronika Nasional) diharapkan menghasilkan mobil listrik yang unggul. 

Mobil listrik mengandalkan baterai sebagai sumber energi untuk menggerakkan kendaraan. Lithium sebagai sumber bahan baku baterai cukup banyak tersedia di Indonesia. Listrik sebagai penggerak mobil disuplai PLN. 

Pembangkit listrik terus beroperasi, sedangkan konsumsi listrik di malam hari hanya sedikit. Hal ini dapat dioptimalkan untuk suplai charge mobil listrik. 

Ekonomisnya mobil listrik di Indonesia telah dibuktikan oleh Dasep Ahmadi, pemilik PT Sinar Mas Ahmadi Pratama. Menurut dia, mobil listrik ini, untuk jarak 130 kilometer hanya mengeluarkan uang Rp 1000 per KWH yang tenaganya disalurkan melalui transmisi otomatis. 

Mobil listrik yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2002 adalah Marmut Listrik LIPI (Marlip). Harga Marlip sekitar Rp 50 juta per unit. Marlip mampu menyimpan listrik untuk melaju selama delapan jam dengan kecepatan maksimum 40 kilometer per jam.

Prototipe mobil listrik yang telah dibuat di Indonesia, di antaranya ITB dengan mobil listrik Jalak, Tim Fakultas Teknik Universtas Indonesia Keris V.4, PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) menghadirkan i-MiEV (Mitsubishi Innovative Electric Vehicle), mobil listrik buatan PT Pindad, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mobil listrik berbadan mobil balap, PT INKA bus listrik, coachbuilder Signal Kustom Bandung dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan mobil listrik futuristik SV-1. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar